Taukah kamu betapa hancurnya hatiku saat kau menduakan aku?...
Aku yang telah sepenuh hati mencintaimu.
Aku ingat disaat
kita berjumpa. Lama sudah, tapi aku tak pernah lupa. Kau menghampiriku,
tersenyum tanpa dosa. Lalu, memberanikan diri untuk berbicara. Aku juga tidak
pernah lupa. Saat, kau menanyakan namaku siapa? Rumahku dimana? Dan sebagainya.
Tertawa, bergurau,
dan saling curhat. Itulah yang kita lakukan, seperti sahabat. Tapi ada perasaan
lain yang menghambat. Jatuh cinta, tepat!
Sejak itu kita
saling akrab. Bersama-sama dalam suka
dan duka. Melewati rintangan hidup yang selalu terasa lekat. Kau pernah
berbicara padaku
“Hidup itu nikmat. tujuan hidup adalah mencari rahmat. Tanpa
tahu kematian datang dengan cepat”. Kata-katamu
itulah yang telah membuatku berubah menjadi wanita kuat.
Akhirnya, kau mengungkapkan
perasaanmu padaku. jembatan love in the rhine, cologne-Jerman menjadi saksi ,
angin berhembus sedang, udara dingin berhenti sejenak. Sepertinya mereka tahu, ada
dua sejoli yang sedang terlarut dalam suasana
keharmonisan cinta.
“Aku dapat satu, kamu dapat satu. Tulis namamu di gembok
lalu berikan padaku lagi. Agar aku bisa mengunci gembok kita di jembatan ini. Kamu
tau kan alasannya? Agar kita terus bersama” ungkapmu padaku.
Gembok sudah terpasang
dengan kuat, kuncinya engkau buang entah tau kemana. gembok itu menjadi bukti
adanya toleransi bersama.
-3 bulan-
Hubungan ini sudah
tidak terkontrol. Kita tak pernah saling mengobrol. Alasannya sibuk dengan
urusan kantor. Sesekali aku menelpon kamu, kamu selalu marah tanpa sebab.
“Salahku apa?” tanyaku dalam hati.
Setelah kemarahanmu
itu. kamu tiba-tiba menghilang. Bagaikan debu yang tertiup angin, terbang. Hari-hari
kuhabiskan untuk mencarimu. Kerumahmu, kantormu, tapi yang kudapat hanya semu.
Aku duduk di sebuah
kursi tua di taman kota. Hatiku terdiam, saat melihat sosok yang aku kenal
bersama seorang wanita. Kemesraan mereka tunjukan, terasa dunia ini milik
berdua. Benar, itu kamu. Kamu yang pernah berjanji jika kita akan selalu
bersama. Tapi kau mengingkari janjimu sendiri.
Air mata tak sengaja
membasahi wajahku. Kesakitan,kesedihan,kebodohan semua campur aduk dalam
pikiranku. Tanpa berpikir panjang aku berlalu. Berlalu dari masa lalu yang
membuat hati layu bak bunga mawar di musim salju.
Sayang.
Pernahkah kamu
berpikir untuk tidak egois?
Berpikir untuk tidak
membuatku menangis?
Sayang.
Aku tegar di depan
matamu.
Aku kuat di hadapanmu.
Tapi, sayang.
Jangan pernah berjanji.
Jikalau kau
mengingkari.
Jangan bilang ‘setia’.
jika nyatanya kau tak
bisa.
Cinta bukan hanya
kata-kata.
Cinta adalah sesuatu
yang nyata.
-Haris Prasetyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar