Media Sosial

Rabu, 08 Mei 2013

Janji yang ter-ingkar.


  Taukah kamu betapa hancurnya hatiku saat kau menduakan aku?... Aku yang telah sepenuh hati mencintaimu.
  
  Aku ingat disaat kita berjumpa. Lama sudah, tapi aku tak pernah lupa. Kau menghampiriku, tersenyum tanpa dosa. Lalu, memberanikan diri untuk berbicara. Aku juga tidak pernah lupa. Saat, kau menanyakan namaku siapa? Rumahku dimana? Dan sebagainya.
  
 
Aku sangat menghargai pengorbananmu, aku memberanikan diri untuk berbicara padamu. Walau kita baru kenal semenit yang lalu.
  
  Tertawa, bergurau, dan saling curhat. Itulah yang kita lakukan, seperti sahabat. Tapi ada perasaan lain yang menghambat. Jatuh cinta, tepat!
  
  Sejak itu kita saling akrab.  Bersama-sama dalam suka dan duka. Melewati rintangan hidup yang selalu terasa lekat. Kau pernah berbicara padaku

“Hidup itu nikmat. tujuan hidup adalah mencari rahmat. Tanpa tahu kematian datang dengan cepat”.  Kata-katamu itulah yang telah membuatku berubah menjadi wanita kuat.
  
  Akhirnya, kau mengungkapkan perasaanmu padaku. jembatan love in the rhine, cologne-Jerman menjadi saksi , angin berhembus sedang, udara dingin berhenti sejenak. Sepertinya mereka tahu, ada dua sejoli yang sedang  terlarut dalam suasana keharmonisan cinta.

“Aku dapat satu, kamu dapat satu. Tulis namamu di gembok lalu berikan padaku lagi. Agar aku bisa mengunci gembok kita di jembatan ini. Kamu tau kan alasannya? Agar kita terus bersama” ungkapmu padaku.
  
  Gembok sudah terpasang dengan kuat, kuncinya engkau buang entah tau kemana. gembok itu menjadi bukti adanya toleransi bersama.

-3 bulan-
  
  Hubungan ini sudah tidak terkontrol. Kita tak pernah saling mengobrol. Alasannya sibuk dengan urusan kantor. Sesekali aku menelpon kamu, kamu selalu marah tanpa sebab.

“Salahku apa?” tanyaku dalam hati.
  
  Setelah kemarahanmu itu. kamu tiba-tiba menghilang. Bagaikan debu yang tertiup angin, terbang. Hari-hari kuhabiskan untuk mencarimu. Kerumahmu, kantormu, tapi yang kudapat hanya semu.

  Aku duduk di sebuah kursi tua di taman kota. Hatiku terdiam, saat melihat sosok yang aku kenal bersama seorang wanita. Kemesraan mereka tunjukan, terasa dunia ini milik berdua. Benar, itu kamu. Kamu yang pernah berjanji jika kita akan selalu bersama. Tapi kau mengingkari janjimu sendiri.
  
  Air mata tak sengaja membasahi wajahku. Kesakitan,kesedihan,kebodohan semua campur aduk dalam pikiranku. Tanpa berpikir panjang aku berlalu. Berlalu dari masa lalu yang membuat hati layu bak bunga mawar di musim salju.


Sayang.
Pernahkah kamu berpikir untuk tidak egois?
Berpikir untuk tidak membuatku menangis?

Sayang.
Aku tegar di depan matamu.
Aku kuat di hadapanmu.

Tapi, sayang.
Jangan pernah berjanji.
Jikalau kau mengingkari.
Jangan bilang ‘setia’.
jika nyatanya kau tak bisa.
Cinta bukan hanya kata-kata.
Cinta adalah sesuatu yang nyata.

-Haris Prasetyo

Tidak ada komentar: